Selasa, 21 Februari 2017

Cuci Darah

Cuci Darah
Image result for Cuci Darah
http://www.amazine.co/wp-content/uploads/2011/06/cuci-darah.jpg
Sejatinya tubuh kita secara alami didesain untuk mampu melakukan cuci darah secara otomatis. Namun jika diperlukan, proses cuci darah dengan bantuan alat medis bisa dilakukan.
Saat ini cuci darah identik dengan proses medis untuk menghilangkan kelebihan kotoran dan air di dalam darah. Dalam proses alami, ginjal adalah organ yang bertanggung jawab dalam melakukan hal ini.

Kenapa Membutuhkan Cuci Darah?

Penyaringan darah adalah tugas ginjal. Pada penderita penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal, fungsi ginjal ini tidak dapat dilakukan secara optimal.
Karena ginjal gagal untuk melakukan pembersihan, terjadilah penumpukan limbah dan cairan pada darah. Kondisi ini berisiko membahayakan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Seseorang yang kehilangan fungsi ginjalnya antara 85-90 persen wajib melakukan cuci darah agar terhindar dari beragam komplikasi yang fatal.
Tentu saja dibutuhkan penilaian dari dokter dan serangkaian tes medis untuk menentukan mengenai wajib atau tidaknya seseorang melakukan cuci darah. Level kreatinin dan ureum pada darah adalah dua hal yang akan dijadikan tolok ukur keputusan dokter. Demikian juga pemeriksaan urine.  “Creatinine clearance” pada urine sebagai tolak ukur untuk memeriksa kecepatan ginjal menyaring darah. Normalnya  adalah 90-110 militer per menit. Jika kecepatan proses pembersihan kreatinin menurun sekitar 10-12cc/menit, maka orang tersebut wajib menjalani dialisis atau cuci darah.
Meski begitu, ada indikator lain yang mewajibkan pasien melakukan cuci darah meski Creatinine Clearance masih di atas angka minimal. Indikator tersebut adalah kemampuan tubuh pasien dalam mengatasi masalah kelebihan air, keluhan seputar jantung, pernapasan, perut, atau kebas di kaki.

Metode Cuci Darah

Dalam melakukan proses cuci darah, ada dua metode yang bisa dipilih pasien, yaitu hemodialisis atau peritoneal dialisis.
  • Hemodialisis
Jenis cuci darah hemodialisis adalah yang paling banyak dikenal orang. Jika seseorang memakai prosedur ini, dia akan melakukannya tiga kali seminggu.
Proses cuci darah dengan hemodialisis menggunakan dua selang yang dipisahkan oleh mesin penyaring. Selang pertama akan mengalirkan darah dari tubuh pasien melalui jarum menuju mesin penyaring. Dari mesin penyaring, darah akan menuju selang lain yang kemudian akan diteruskan ke dalam tubuh pasien.
Proses ini biasanya menghabiskan waktu sekitar empat jam dan hanya bisa dilakukan di rumah sakit. Efek samping yang biasanya muncul akibat hemodialisis adalah kulit gatal dan kram pada otot.
  • Peritoneal dialisis
Metode ini tidak memakai mesin penyaring sebagaimana metode hemodialisis. Adalah peritoneum yang merupakan lapisan dalam dari perut yang digunakan sebagai penyaring. Peritoneum memiliki ribuan pembuluh darah kecil yang bisa berfungsi selayaknya ginjal.
Pasien akan mendapatkan sayatan kecil di dekat pusar untuk jalan masuk kateter. Kateter ini akan ditinggal di dalam rongga perut secara permanen. Fungsinya adalah memasukkan cairan dialisat, yaitu cairan yang mengandung gula tinggi untuk menarik zat sampah dan kelebihan cairan dari pembuluh darah sekitar, ke dalam rongga perut. Pasien akan merasakan perut penuh selama proses ini. Setelah proses ini selesai,  cairan dialisat yang sudah mengandung zat sisa dan cairan ini dialirkan ke kantong khusus yang akhirnya dibuang. Lalu diganti dengan cairan segar.
Keuntungan proses cuci darah dengan metode ini adalah bisa dilakukan di rumah kapan saja dan biasanya dilakukan saat pasien sedang tidur. Sayangnya, metode ini harus dilakukan empat kali tiap hari dan memakan waktu sekitar 30 menit. Peronitis alias infeksi peritoneum yang mengelilingi rongga perut mungkin terjadi akibat metode ini. Kenaikan badan karena cairan dialisat yang mengandung kadar gula cukup tinggi, atau munculnya hernia karena berat cairan di dalam rongga perut, ini semua merupakan faktor risiko yang harus pasien pertimbangkan sebelum memutuskan.

Apakah Proses Cuci Darah akan Mengganggu Aktivitas Pasien?

Meski cuci darah tidak menyebabkan pasien yang melakukannya merasa kesakitan atau tidak nyaman, beberapa dari mereka mungkin akan mengalami sakit kepala, mual, muntah, kram, dan penurunan tekanan darah. Beberapa hal yang sering dirasakan pasien cuci darah adalah mudah lelah, depresi, dan merasa minim waktu untuk melakukan berbagai aktivitas.
Meski hal-hal di atas mungkin bisa dirasakan, sejatinya cuci darah tidak mengganggu aktivitas pasien. Buktinya banyak pasien yang melakukan cuci darah, namun tetap memiliki kualitas hidup yang baik. Mereka masih bisa bekerja atau melanjutkan sekolah. Cuci darah juga bukan halangan untuk melakukan berbagai aktivitas berenang, berolahraga, mengemudi, atau bahkan berlibur.

Proses dialisis adalah bentuk pertolongan terhadap kerusakan organ ginjal. Fungsi ginjal untuk menyaring darah seluruh tubuh inilah yang membuat ginjal merupakan salah satu organ vital. Maka dari itu, jagalah kesehatan ginjal Anda. Perbanyak konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan untuk menjaga tekanan darah di ginjal yang penting dalam proses penyaringan. Selain itu batasi pula konsumsi garam.

Efek Samping Cuci Darah 
Disamping manfaat yang begitu penting, hemodialisis juga memiliki efek samping yakni dapat menyebabkan kulit dan otot menjadi kram dan gatal, sedangkan efek samping dialisis peritoneal yang paling umum adalah infeksi peritoneum oleh bakteri (peritonitis). Bagi orang-orang yang menjalani hemodialisis, risiko mengembangkan infeksi lebih rendah, tetapi jika hal itu terjadi cenderung lebih serius, karena biasanya infeksi bersifat sistemik (menyeluruh) Dialisis atau cuci darah adalah perawatan yang dapat membantu menyelamatkan jiwa orang-orang yang dinyatakan akan mengalami kecacatan yang signifikan, rasa sakit dan mengancam nyawa. Berdasarkan hasil penelitian, harapan hidup rata-rata orang yang mulai menjalani dialisis di usia 20-an adalah 20 tahun, sementara orang dewasa yang lebih tua berusia di atas 75 yang menjalani dialisis memiliki harapan hidup rata-rata empat tahun. Namun, semua itu terjadi atas kehendak-Nya.

Image result for proses cuci darah

Bersumber dari: Cuci Darah (Dialisis) untuk Gagal Ginjal | Mediskus
http://www.alodokter.com/cuci-darah-untuk-mengatasi-gagal-ginjal
UJI KOMPETENSI BAB 8


PERTANYAAN NO 5:

Pada saat dilakukan pemeriksaan di laboratorium, urin seorang pasien ternyata ketika diuji dengan menggunakan indikator Benedict ternyata menunjukkan reaksi warna menjadi merah bata, dan ketika diuji dengan indikator biuret menunjukkan reaksi warna ungu. Berdasarkan hal tersebut analisislah penyakit yang dialami oleh pasien dan bagian ginjal manakah yang mengalami gangguan?

Laporan Praktikum "Ayo Kita Coba" Hal 50 Buku Siswa ilmu Pengetahuan Alam

Laporan Praktikum "Ayo Kita Coba" 
Hal 50 Buku Siswa ilmu Pengetahuan Alam

Nama       : Naelya Zabrina 
Kelas       :VIII E
No           :14
Kelompok: 5


Alat dan Bahan:
  1. Tabung reaksi
  2. Penumbuk
  3. Wadah Penumbuk
  4. Pengaduk
  5. Cermin Lipat
  6. Kapur Tulis
  7. Air
Langkah Kerja:
  • Percobaan menggunakan Cermin Lipat
  1. Siapkan Cermin Lipat.
  2. Buka cermin dan letakkan cermin didepan wajah.
  3. Hembuskan nafas dari mulut ke arah cermin.
  4. Amatilah apa yng terjadi.
  • Percobaan menggunakan Kapur
  1. Tumbuk kapur hingga halus.
  2. Siapkan air 250 ml air ke dalam tabung reaksi.
  3. masukkan kapur yang sudah dihaluskan kedalam air.
  4. Aduk hingga trcampur rata.
  5. Diamkan beberapa saat, hingga terdapat endapan.
  6. Pisahkan air dari endapan
  7. Tiup air air hingga terdapat perubahan
  8. amati perubahan itu.
Menjawab Pertanyaan
1. Hembuskan napasmu di depan cermin, coba amati apa yang terjadi pada cermin tersebut. 
    =Setelah ditiup terdapat endapan embun pada cemin

2. Hembuskan napasmu di atas air kapur, coba amati apa yang akan terjadi? Apakah terjadi perubahan       pada air kapur? 
    =Setelah ditiup terdapat endapan kapur yang tadinya sulit mengendap.

3. Zat apakah yang dibutuhkan oleh tubuh pada saat bernapas, dan zat apa yang dikeluarkan? 
    =yang dibutuhkan oksigen. Yang dikeluarkan karbondioksida

4. Buatlah reaksi yang terjadi pada saat kita bernapas, dan zat yang diekskresikan oleh paru-paru.
    =O2 (Oksigen) ----- CO2 (Karbondioksida)+H2O (Uap air)

Lampiran
LAMPIRAN :

A. PRAKTIKUM MENGGUNAKAN CERMIN



B. PRAKTIKUM MENGGUNAKAN KAPUR








Minggu, 12 Februari 2017

Pola Hidup Sehat Untuk Menjaga Sistem Ekskresi

Pola Hidup Sehat Untuk Menjaga Sistem Ekskresi
A. Cara Menjaga Kesehatan Ginjal 
Ginjal
1. Mengatur pola makan

Gangguan sistem ekskresi pada manusia

Gangguan sistem ekskresi pada manusia

1. Gangguan Pada Sistem Ekskresi Ginjal

Pada ginjal juga terdapat Gangguan sehingga menyebabkan terhambatnya sistem Ekskresi pada tubuh, beberapa gangguan pada ginjal antara lain adalah sebagai berikut ini.
a. Diabetes Mellitus
Adalah suatu keadaan yang di tandai dengan terdapatnya gula di dalam urine. keadaan ini disebabkan adanya gangguan sekresi hormon insulin.
b. Diabetes Insipidus

Struktur dan fungsi hati

5. Struktur dan fungsi hati

PENGERTIAN DAN STRUKTUR HATI

Hepar (hati) adalah kelenjar terbesar dalam tubuh dengan berat sekitar 1300-1550 gram dan berwarna merah cokelat, mempunyai banyak pembuluh darah serta lunak. Hepar berbentuk baji dengan permukaan dasarnya pada sisi kanan dan puncaknya pada sisi kiri tubuh, terletak di kuadran kanan atas abdomen (hipokondria kanan). Permukaan atasnya berbatasan dengan diafragma dan batas bawahnya mengikuti pinggiran kosta kanan.

Struktur dan fungsi paru-paru

4. Struktur dan fungsi paru-paru

A. PENGERTIAN PARU - PARU
Paru-paru (pulmo) adalah merupakan organ yang bertanggung jawab untuk proses respirasi yang terdiri dari pulmo dekstra (paru kanan) dan pulmo sinistra (paru kiri). Paru-paru sangat penting bagi tubuh manusia, sebab salah satu fungsi paru-paru adalah memasukkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida ketika tubuh menghirup udara.
           

Struktur dan fungsi kulit

3. Struktur dan Fungsi Kulit

A. PENGERTIAN KULIT
Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total. Pada permukaan luar kulit terdapat pori – pori (rongga) yang menjadi tempat keluarnya keringat. Kulit adalah organ yang memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah sebagai pelindung tubuh dari berbagai hal yang dapat membahayakan, sebagai alat indra peraba, sebagai salah satu organ yang berperan dalam eksresi, pengatur suhu tubuh, dll.

Struktur dan Fungsi Ginjal

2. Struktur dan Fungsi Ginjal


STRUKTUR GINJAL

Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak rongga belakang usus agak atas. Bentuknya seperti kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke arah sumbu tengah tubuh. Pada sisi yang menghadap ke sumbu tubuh itu terdapat hilus ginjal, yaitu tempat masuknya pembuluh darah, pembuluh limfa, saraf, dan ureter yang masuk dan keluar dari ginjal. Setiap orang normalnya memiliki sepasang ginjal di sisi kiri dan kanan tubuhnya.

Sistem Eksresi pada manusia

1. Sistem Eksresi pada manusia

Pada manusia, sistem ekskresi yang ada digunakan untuk mengeluarkan zat sisa hasil metabolisme. Zat ini akan menjadi racun jika tidak dikeluarkan oleh tubuh. Sistem ekskresi pada manusia meliputi proses pengeluaran urine, pengeluaran keringat, dan pengeluaran karbon dioksida yang merupakan sampah metabolisme.

Model Penyaringan Darah dalam Ginjal



LAPORAN PEMBELAJARAN IPA

"Model Penyaringan Darah dalam Ginjal"





Kelompok 5 :
  • Asela Gabriella P.I.   (03)
  • Mikael Juan S.R.      (13)
  • Naelya Zabrina         (14)
  • Salsabila Shofi A      (16)


Selasa, 07 Februari 2017

Uji Urin

Uji Urin 


Kelompok 5:
    1. Asela Gabriella   03
    2. Mikael Juan        13
    3. Naelya Zabrina   14
    4. Salsabilla Shofi  16


Apa yang akan kamu uji? 

Menguji urin untuk mengidentifikasi kesehatan organ ekskresi manusia.